Goa Lawa Harus Dikelola Lebih Profesional

Goa Lawa Harus Dikelola Lebih Profesional

Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Purbalingga Karseno SH meminta kepada Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Purbalingga, untuk lebih profesional lagi dalam mengelola objek wisata Goal Lawa. Sebab, kondisi objek wisata di Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja ini, dari dulu hingga sekarang obyek wisata tersebut belum mengalami perubahan yang signifikan.
“Potensi objek wisata Goa Lawa sebenarnya sangat besar. Sebab, Goa Lawa menjadi goa salah satu dari sedikit goa vulkanik yang ada di Indonesia. Keunikan itu, harus dijadikan daya jual,” jelasnya kepada Radarmas ditemui di DPRD Kabupaten Purbalingga, Selasa (29/1).
Menurutnya, jika kondisi pengelolaannya seperti ini terus, maka Goa Lawa akan sulit berkembang dan maju. “Hasil kunjungan kerja yang dilakukan Pemkab ke Guangzou, Cina beberapa tahun lalu harus benar-benar diterapkan. Jangan sampai biaya besar yang sudah dikeluarkan menjaid mubazir,” imbuhnya.
Dia menambahkan, tak hanya itu objek wisata Goa Lawa juga dinilai tak mampu memaksimalkan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang ada. “Dalam setahun, sumbangan PAD dari Objek Wisat Goa Lawa masih sangat minim, hanya Rp 600 juta,” imbuhnya.
Tak hanya itu, dia menilai di objek wisata goa yang terbentuk dari bebatuan vuklanik tersebut masih terdapat premanisme. Sehingga, membuat pengunjung tidak nyaman. “Banyak hal yang harus diubah dan dirombak,” tegasnya.
Dia juga setuju dengan ide bupati, yang mewacanakan manejemen pengelolaannya harus diubah. Karena, selama ini Goa Lawa yang masih dikelola oleh Dinporaparbelum mengalami perubahan yang signifikan. Sehingga ada wacana dikelola oleh unit tersendiri yang lebih profesional.
“Bagian dalam goa jug aperlu dibenahi. Pengunjung harus melihat sesuatu yang beda di dalam goa. Tak boleh dibiarkan begitu saja seperti yang terjadi selama ini,” imbuhnya. (Tim GL)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *