Petani Minta Realisasi Pabrik Gula Mini
Petani Minta Realisasi Pabrik Gula Mini
PURBALINGGA- Rencana adanya investor pabrik gula mini di Purbalingga disambut baik oleh para petani tebu. Namun mereka meminta agar pabrik itu teralisasi dan menyerap hasil tanaman mereka.
Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Purbalingga, Sugimin mengatakan, siapapun investornya, dinas terkait harus bisa meyakinkan kepada petani, terutama terkait fasilitasi di budi daya tebu. Jangan sampai karena adanya bantuan dari pemerintah miliaran, namun akhirnya gagal dan petani seperti dibohongi.
Dia mencontohkan, selama ini ada bantuan miliaran untuk pupuk, bibit dan lainnya. Namun pada realisasinya tidak berhasil. Bahkan petani merugi. Jika ada pabrik gula mini, pemerintah harus bisa menyakinkan petani bisa semakin sejahtera.
“Kalau memang bisa meyakinkan itu, maka petani tebu akan berduyun-duyun mendaftarkan diri bekerja sama untuk pabrik gula itu. Jika hanya seperti tahun- tahun sebelumnya, maka petani akan minim semangatnya,” tambah pengurus Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) Kabupaten Purbalingga ini.
Kepala Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Purbalingga, Lily Purwati mengatakan, ada rencana investasi pabrik gula mini di Purbalingga. Meski nantinya pabrik yang akan dibangun kapasitasnya tidak terlalu tinggi yaitu kapasitas produksi 500 ton, jika terwujud akan membangkitkan kembali gairah petani tebu di kabupaten Purbalingga. Lahan di Purbalingga untuk siapkan tebu memadai.
“Dengan kapasitas produksi 500 ton, pada tahap pertama dibutuhkan lahan sekira 500 hektare. Kami semangat lagi mengembangkan budi daya tebu yang saat ini sedang menurun. Petani tentunya juga akan kembali bangkit,” katanya.
Untuk diketahui, sebelumnya gairah petani tebu menurun drastis karena biaya paskapanen tinggi. Pasalnya tebu dikirim ke pabrik-pabrik yang jauh dan transportasinya tinggi seperti ke Madukismo Bantul, Banjaratma Brebes hingga ke Tersana Baru Cirebon.
Dengan ketersediaan lahan saat ini hanya 500 hektare, maka dengan adanya rencana investor pabrik gula mini ini, akan dikembangkan kembali lahan yang ada. Yaitu mengusulkan bantuan bibit, pupuk dan lainnya.
“Dulu kita pernah mendapatkan alokasi bantuan dana hingga Rp 6 miliar. Kami optimis saat 2018 sudah siap fasilitasinya, maka 2019 akan bisa kembali berkembang. Sehingga pasokan petani ke pabrik gula mini lebih menguntungkan,” katanya. (Tim GL)